Saya sering mendengar keluhan dari para orang tua bahwa anak mereka tidak bisa sparring catur karena kesibukan sekolah dan kursus/les mata pelajaran. Kegiatan anak-anak ini sudah sangat padatnya sehingga tidak sempat atau tidak efektif kalo harus 'keluyuran' untuk mencari sparring bermain catur. Dalam posting kali ini saya akan sharing solusi agar meskipun anak-anak sibuk, tetapi tetap bisa berlatih dan bermain catur. Bagaimana agar anak-anak ini tetap bisa latihan catur rutin, sehingga dapat meningkat levelnya. Semoga informasi ini berguna. Simak ya...
Salah satu jalan yang harus dilalui agar pecatur mampu meraih level tinggi dalam catur adalah dengan sparring catur yang cukup dan rutin atau istilahnya mempunyai 'jam terbang' yang tinggi/cukup. Sparring ini sangat perlu untuk menerapkan ilmu-ilmu catur yang selama ini dipelajari ke praktek nyata permainan. Juga sparring ini sebagai sarana untuk menguji kemampuan mereka apakah sudah kuat atau tidak main caturnya. Bagi mereka para pecatur yang tidak mempunyai kewajiban bekerja/belajar tentu tidak masalah. Mereka bisa kapan saja 'keluyuran' di komunitas (warung/cafe) catur untuk sparring. Bahkan bisa langsung mempraktekkan ilmu caturnya di turnamen. Tapi bagi insan catur yang sibuk tentu kesempatan sparring catur menjadi masalah tersendiri. Pecatur yang teorinya baik tapi miskin sparring (baca: praktek) maka ibarat petinju akan kehilangan power dari pukulannya atau pemain sepakbola yang kalah mengejar bola karena otot-ototnya tidak sekuat lawannya yang rutin berlatih. Mereka ini umumnya juga kecepatan kalkulasi langkahnya akan menurun drastis. Dengan sparring catur yang rutin dan cukup dapat dijamin 'otot-otot' otak akan terlatih dan siap digunakan di medan laga.
Salah satu jalan yang harus dilalui agar pecatur mampu meraih level tinggi dalam catur adalah dengan sparring catur yang cukup dan rutin atau istilahnya mempunyai 'jam terbang' yang tinggi/cukup. Sparring ini sangat perlu untuk menerapkan ilmu-ilmu catur yang selama ini dipelajari ke praktek nyata permainan. Juga sparring ini sebagai sarana untuk menguji kemampuan mereka apakah sudah kuat atau tidak main caturnya. Bagi mereka para pecatur yang tidak mempunyai kewajiban bekerja/belajar tentu tidak masalah. Mereka bisa kapan saja 'keluyuran' di komunitas (warung/cafe) catur untuk sparring. Bahkan bisa langsung mempraktekkan ilmu caturnya di turnamen. Tapi bagi insan catur yang sibuk tentu kesempatan sparring catur menjadi masalah tersendiri. Pecatur yang teorinya baik tapi miskin sparring (baca: praktek) maka ibarat petinju akan kehilangan power dari pukulannya atau pemain sepakbola yang kalah mengejar bola karena otot-ototnya tidak sekuat lawannya yang rutin berlatih. Mereka ini umumnya juga kecepatan kalkulasi langkahnya akan menurun drastis. Dengan sparring catur yang rutin dan cukup dapat dijamin 'otot-otot' otak akan terlatih dan siap digunakan di medan laga.