Kita semua sudah mengetahui, bahwa kegiatan olahraga apa pun tanpa adanya dana (baca: uang) tidak akan bisa terlaksana dengan baik. Kalo pun ada pasti tidak bisa berkembang kegiatan olahraga ini. Kebanyakan dari kita akan mengatakan bahwa CATUR adalah olahraga yang murah meriah. Tentu saja ini benar, jika kita bandingkan dengan olahraga lain misalnya bulu tangkis, tenis lapangan atau bahkan sepakbola. Dengan hanya modal buah+papan catur seharga kurang dari Rp.50 ribu rupiah, kita sudah bisa memainkan catur sampai kapan pun (baca: sampai buah dan papan catur rusak atau hilang). Bandingkan dengan bulu tangkis, yang setiap 1 set permainan minimal membutuhkan kira-kira 3 shuttle cock. Tinggal dihitung berapa kali mainnya. Belum dengan membeli raket, jaring, dan lain-lain. Catur itu murah itu bagi orang awam, tapi tentu saja untuk atlit-altit pecatur dan para profesional, untuk mencetak pecatur kelas atas butuh modal yang besar. Untuk main catur sih gak mahal. Cukup papan+buat catur dan jam catur (paling murah seharga sekitar Rp.250-an ribu). Tapi sarana belajar untuk maju akan butuh buku-buku catur yang tidak sedikit, belum lagi biaya membeli komputer/laptop+software catur dan biaya untuk membayar di sekolah catur atau guru private catur yang tentu tidak murah. Untuk pengajaran seringkali butuh papan peraga atau bahkan LCD PROYEKTOR yang dihubungkan ke laptop. Untuk pertandingan internasional bahkan perlu SMART BOARD, papan pintar yang bisa otomatis mencatat langkah-langkah notasi dan mengirimkannya ke laptop/komputer yang harganya mahal. Dan yang tentu sangat besar adalah dana untuk HADIAH dan PENYELENGGARAAN TURNAMEN (honor wasit+asisten, wasit pairing, sewa gedung, dll.). Dalam kesempatan kali ini, saya ingin postingkan sumber-sumber pendanaan untuk catur (utamanya untuk mengadakan pertandingan), simak ya...