Manusia adalah makhluk bermain. Homo Ludens begitu kata pakar budaya dunia Profesor Johan Huizinga. Maksudnya suka akan permainan dengan memainkan permainan itu sendiri dan juga menonton orang bermain meskipun dia sendiri tidak bisa permainan tersebut. Pada hakikatnya dalam diri manusia tersimpan hasrat bermain yang tak terhingga kadarnya, oleh karenanya manusia tidak dapat dilepaskan dari masalah bermain. Hampir tidak ada perbedaan dari jenjang usia, apakah itu orang dewasa, atau pun anak-anak. Dengan bermain, anak-anak akan mendapatkan berbagai pengalaman, melalui permainan anak-anak juga akan dapat mengekplorasi alam sekitarnya. Sementara orang dewasa membutuhkan daya relaksasi yang tinggi, karena berbagai hamparan permasalah hampir pasti datang dan jarang berhenti. Dari tahun Alif (baca: zaman dahulu) sampai hari ini banyak permainan dimainkan orang mulai yang paling sederhana (misalnya permainan petak umpet) sampai yang canggih dan berkembang menjadi olahraga seperti Sepakbola yang barusan menyita banyak perhatian dunia pada Piala Dunia Sepakbola 2010 di Afrika Selatan hingga permainan dengan teknologi canggih komputer macam Nintendo Wii atau Microsoft Kinect yang menggunakan sensor gerak yang menggunakan anggota tubuh sendiri sebagai input untuk memerintahkan game di komputer. Catur adalah permainan yang usianya sudah sangat tua (lebih dari 15 abad) yang sekarang telah berkembang menjadi olahraga yang dimainkan dan dipertandingkan di seluruh pelosok dunia. Catur dipertandingkan mulai dari tingkat kampung, kecamatan, kabupaten (Kejurkab/kot), provinsi (Kejurprov), nasional (kejurnas/O2SN), Sea Games, Asian Games, Kejuaraan Dunia sampai ajang olahraga Multi event seperti Olimpiade. Hanya memang jika dibandingkan olahraga lain seperti Sepakbola masih kalah 'ratingnya' (baca para penontonnya dan juga hadiah-hadiahnya).