Kita semua sudah mengetahui, bahwa kegiatan olahraga apa pun tanpa adanya dana (baca: uang) tidak akan bisa terlaksana dengan baik. Kalo pun ada pasti tidak bisa berkembang kegiatan olahraga ini. Kebanyakan dari kita akan mengatakan bahwa CATUR adalah olahraga yang murah meriah. Tentu saja ini benar, jika kita bandingkan dengan olahraga lain misalnya bulu tangkis, tenis lapangan atau bahkan sepakbola. Dengan hanya modal buah+papan catur seharga kurang dari Rp.50 ribu rupiah, kita sudah bisa memainkan catur sampai kapan pun (baca: sampai buah dan papan catur rusak atau hilang). Bandingkan dengan bulu tangkis, yang setiap 1 set permainan minimal membutuhkan kira-kira 3 shuttle cock. Tinggal dihitung berapa kali mainnya. Belum dengan membeli raket, jaring, dan lain-lain. Catur itu murah itu bagi orang awam, tapi tentu saja untuk atlit-altit pecatur dan para profesional, untuk mencetak pecatur kelas atas butuh modal yang besar. Untuk main catur sih gak mahal. Cukup papan+buat catur dan jam catur (paling murah seharga sekitar Rp.250-an ribu). Tapi sarana belajar untuk maju akan butuh buku-buku catur yang tidak sedikit, belum lagi biaya membeli komputer/laptop+software catur dan biaya untuk membayar di sekolah catur atau guru private catur yang tentu tidak murah. Untuk pengajaran seringkali butuh papan peraga atau bahkan LCD PROYEKTOR yang dihubungkan ke laptop. Untuk pertandingan internasional bahkan perlu SMART BOARD, papan pintar yang bisa otomatis mencatat langkah-langkah notasi dan mengirimkannya ke laptop/komputer yang harganya mahal. Dan yang tentu sangat besar adalah dana untuk HADIAH dan PENYELENGGARAAN TURNAMEN (honor wasit+asisten, wasit pairing, sewa gedung, dll.). Dalam kesempatan kali ini, saya ingin postingkan sumber-sumber pendanaan untuk catur (utamanya untuk mengadakan pertandingan), simak ya...
Sudah bukan rahasia lagi dan telah menjadi alasan klasik bahwa kemajuan catur sangat tergantung dari dana. Para atlit mengeluh tidak bisa mengikuti atau diikutkan di turnamen tingkat propinsi atau nasional (misal: KEJURDA/KEJURNAS) hanya gara-gara tidak ada dana. Daerah-daerah (Pengkab/Pengkob Percasi) tidak bisa mengadakan turnamen catur juga gara-gara tidak ada dana. Atlit-atlit yang sangat berbakat tidak bisa berkembang caturnya hanya karena fasilitas yang tidak/kurang lengkap (misalnya: tidak ada dana untuk beli laptop atau bahkan sekdear buku-buku catur untuk memajukan catur). Belum lagi kalo ada oknum-oknum (sadirun-adirun) yang mengail di air yang keruh dengan melakukan 'kombin' (baca: mencurangi, menyunat, korupsi, nilep) keuangan yang sudah kecil ini.
Saya melihat daerah-daerah tertentu, keuangannya sangat lancar, tapi daerah lain bilang dana untuk catur sangat minim (kalo tidak boleh dibilang) tidak ada. Di daerah yang satu catur seolah di-anak emaskan tapi di daerah lainnya diperlakukan seperti anak tiri. Padahal prestasi catur di daerah tersebut tidak jelek-jelek amat, atau bahkan berprestasi. Saya melihat di suatu daerah kota/kab. X, olahraga SEPAKBOLA yang tidak pernah mengukir prestasi satu pun, bahkan lolos PROPROV saja tidak, tapi dapat dana em-eman (baca: Milyardan), sedangkan cabang CATUR yang sudah terbukti menelorkan master-master dan seringkali juara dan tentunya telah terbukti MENGHARUMKAN NAMA DAERAH, sangat sulit mendapatkan dana dan mendapatkan JATAH DANA yang jauh lebih kecil daripada sepakbola tadi. SUPER ANEH? APANYA dan SIAPA yang SALAH?
Terus apakah bisa ya kita agar bisa MENGAKSES DANA dengan lebih mudah... Setelah saya lihat sana-sini dan merenung serta berdiskusi dengan teman-teman catur, saya melihat fakta-fakta tentang SUMBER PENDANAAN untuk CATUR (bisa juga untuk olahraga lain) yang mungkin bisa dijadikan informasin dan inspirasi utamanya bagi daerah-daerah yang sulit mendapatkan dana catur (bagi pengurus catur).
AKSES DANA KE KONI
Setiap tahun kita sebagai rakyat yang taat hukum, pasti akan membayar pajak kepada negara untuk membantu membiayai pembangunan. Sebagian dana yang kita bayar tersebut akan digunakan oleh KONI untuk membiayai olahraga-olahraga di suatu daerah. Jadi kita insan catur SANGAT BERHAK dengan DANA KONI untuk kegiatan catur. Kalo KONI PUSAT tentunya akan membiayai atlit-atlit yang mewakili negara Indonesia yang dikirim ke event internasional. KONI Propinsi akan membiayai kegiatan olahraga yang membawa nama propinsi (seperti KEJURDA/KEJURPROV). KONI Daerah (Kab/Kota) tentu saja akan membiayai olahraga di kota/kabupaten tersebut. Nah masalahnya adalah cabang olahraga tertentu mendapatkan jatah dana yang tidak sama dengan olahraga lain. Saya pernah mendengar berita dari orang-orang KONI, mereka akan memprioritaskan pada cabang olahraga YANG AKTIF, YANG BERPRESTASI, dan YANG BERKOORDINASI AKTIF DENGAN KONI. Cabang olahraga yang lebih aktif dan berprestasi tentunya mendapatkan jatah dana yang lebih besar.
Tidak mustahil kalo dana tidak ada bagi cabang olahraga yang kurang aktif atau bahkan MATI ORGANISASINYA. Atau kadangkala para pengurus cabang olahraga tersebut tidak mau (atau tidak pandai) melobi dan menghubungi KONI untuk minta dana (saya pernah melihat sendiri memang ada daerah yang percasinya seperti ini). Jadi sebenarnya setiap cabang olahraga AKAN SELALU ADA JATAH DANANYA. Tinggal bagaimana pandai-pandainya, PARA PENGURUS CABANG olahraga catur untuk MELOBI DAN MINTA DANA ke KONInya. JUMLAH DANA yang CAIR/DIALOKASIKAN salah satunya tergantung dari LOBI inilah. Saya melihat sendiri suatu daerah akan mengirimkan atlit catur ke KEJURDA/PRA PORPROV dan mengeluh TIDAK ADA DANA SAMA SEKALI. Lha wong mereka ini (para pengurus) tidak MELOBI ke KONI kok kalo mau mengirim atlitnya (mana KONInya bisa tahu kalo tidak dikasih tau?). Mereka bilang, kalo atlit catur dikirim mewakili (baca: ATAS NNAMA) daerah, YA PASTI ADA DANANYA.
Masalah lainnya adalah DANA KONI ini seringkali TERLAMBAT CAIRNYA. MEMANG Dana sudah di-ACC oleh KONI, tapi MESIN BIROKRASI menghambat DANA yang akan cair ini. YA... memang harus bersabar ya... Masalah berikutnya: DANA YANG DIBERI KONI sangat minim atau TIDAK MENCUKUPI untuk membiayai CATUR. Memang daerah yang satu tidak sama kekayaaannya dibandingkan dearah lainnya. Apalagi di era OTONOMI DAERAH seperti sekarang. Kalo yang ini, menurut saya tinggal PANDAI-PANDAINYA para pengurus MELOBI DAN BER-ARGUMENTASI dan MEYAKINKAN kepada KONI bahwa CATUR butuh dana sekian... misalnya. TANPA ADANYA LOBI yang KUAT, DANA DARI KONI PASTI AKAN MINIM TURUNNYA (meskipun olahraga CATURnya BERPRESTASI). Solusi lain, kalo memang dananya kecil yang terpaksa harus mengakses dana dari sumber lain, misalnya dari SPONSOR (dengan SURAT SAKTI DARI KONI/PEMDA setempat).
AKSES DANA KE SPONSOR
Sumber dana lainnya adalah dari SPONSOR. Menurut saya sumber pendanaan ini adalah sumber pendanaan terbaik dan ideal untuk jangka panjang bagi olahraga catur (juga sudah terbukti untuk olahraga lain seperti SEPAKBOLA misalnya). Kita semua tahu belaka bahwa para master-master catur kita yang pernah sukses sebagian besar didanai oleh SPONSOR. Salah satu sponsor yang sangat besar andilnya dan pedulinya terhadap catur di Indonesia adalah PT. JAPFA COMFEED Indonesia, Tbk. yang telah menelorkan Susanto Megaranto menjadi Grandmaster, Irene Kharisma Sukandar menjadi Grandmaster Wanita Indonesia pertama, dan sebelumnya sering mengirim GM Utut Adianto ke event-event catur tingkat dunia.
Kita juga tidak lupa dengan PT. Telkom yang setiap tahunnya menggelar turnamen yang bertajuk TELKOM OPEN yang biasanya digelar di kota kembang BANDUNG. Masih banyak lagi sponsor-sponsor yang peduli dan mau membiayai catur. Bank-Bank juga sering mensponsori event-event catur baik tingkat daerah dan bahkan nasional.
Saya pernah bicara-bicara dengan teman teman catur yang dekat dengan wartawan yang menyatakan bahwa para SPONSOR ini biasanya akan mudah mencairkan dananya jika: 1) OLAHRAGA CATUR masuk koran (ber-oplah nasional, bukan daerah), sering masuk media radio, sering masuk media Televisi. Untuk sering masuk media-media ini tentunya CATUR harus maju dan berprestasi. Koran akan malas memasukkan berita jika caturnya payah alias 'No Prestasi', yang malah bikin malu saja. 2) Kegiatan catur ini mampu mendatangkan/menyedot masa yang sangat besar (mereka bilang minimal 1000 orang) dalam kegiatan catur tersebut. Cara ini bisa dilakukan, misalnya mendatangkan ORANG TERKENAL atau bahkan SELEBRITI CATUR (baca: GRANDMASTER CATUR). 3) Banyak ditebar atribut-atribut/Logo dari perusahaan sponsor. Yang sudah banyak dilakukan misalnya dengan membagikan (saat pendaftaran) dan mewajibkan para peserta menggunakan kaos berlogo sponsor selama pertandingan. Pemasangan spanduk-spanduk besar dan baliho berlogo SPONSOR sudah tentu banyak dilakukan.
Kesuksesan mendapatkan dana (dan besarnya dana yang cair) dari sponsor tentu saja sangat tergantung dari PROPOSAL yang diajukan, LOBI yang kuat kepada sponsor, dan juga REPUTASI CATUR di daerah tersebut. Para pembuat PROPOSAL sebaiknya berhubungan baik dengan orang-orang MARKETING yang biasanya memang punya JOB memasang IKLAN. Prinsipnya harus WIN-WIN Solution. Sponsor bisa MENGIKLANKAN PRODUKnya sesuai TARGET MARKETING yang diinginkan. Sedang PENGURUS CATUR bisa menyelenggarakn turnamen sesuai proposal yang dibuat. JANGAN SAMPAI TERJADI, PROPOSAL ini dianggap MENGEMIS (atau bahkan MEMALAK) kepada sponsor tersebut. Tentu ini akan merugikan catur dan tidak bisa terlaksana untuk jangka panjang.
Sebuah ide yang sangat baik jika PROPOSAL CATUR ini diberlakukan untuk 1 tahun dengan 12 turnamen di 12 kota misalnya. Jadi masyarakat catur bisa ada jaminan menikmati gelaran catur selama 1 (satu) tahun penuh setiap bulan. Dan untuk 1 tahun ini, panitia catur tidak bingung lagi cari dana untuk catur. Bagi sponsor ini juga menguntungkan karena bisa membidik TARGET MARKETING yang jauh lebih luas.
AKSES DANA KE ORGANISASI
Sumber dana dari Organisasi biasanya jarang didapatkan. Biasanya dana dari organisasi kaya yang bisa dicairkan untuk catur. Yang sudah saya lihat adalah Organisasi dari PARTAI POLITIK. Menjelang pemilu kemarin, dana-dana dari Parpol ini sangat mudah didapatkan untuk kegiatan catur. Target dari Parpol itu tentu saja untuk menarik dukungan-dukungan sebanyak-banyaknya agar dapat mengatrol suara dalam Pemilu. Tentu tidak menutup kemungkinan organisasi lainnya ada yang bisa disedot dananya untuk catur. Tentu saja tetap dengan PRINSIP WIN-WIN SOLUTION. Sama-Sama diuntungkan. Organisasi lainnya apa ya yang bisa mendanai catur?
AKSES DANA KE DONATUR-DONATUR KAYA
Sumber dana ini biasanya hanya untuk jangka pendek saja dan tidak bisa untuk kegiatan catur yang berkelanjutan. Dan tentunya kita tidak hanya menggaet dana dari 1 (orang) donatur saja. Sebagai imbalan jasa dan penghormatan kepada para donatur, biasanya kita mencantumkan donatur tersebut pada BROSUR TURNAMEN, kita sebutkan saat acara pembukaan dan kita beri kehormatan untuk menyerahkan hadiah saat penutupan. Saya lihat jika PARA PANITIA CATUR ini JUJUR dan tidak melakukan 'KOMBIN' (baca: main curang keuangan), para donatur ini biasanya akan LEBIH AWET untuk mencairkan dananya. Tapi sebaliknya, jika mereka 'BERMAIN' sebagai panitia, para donatur akan menjauh (dan tentu berhenti mencairkan dananya) karena merasa dikhianati. Dengan Laporan Keuangan yang SANGAT TRANSPARAN biasanya donatur-donatur ini akan senang dan LEBIH PERCAYA untuk mencairkan dana lagi... Tinggal para PANITIA CATUR ini bagaimana... Mau cari untung sesaat tapi gak dana lagi... atau mau jujur dan dana cuir terus... Bukankah demikian?
Ada IDE LAIN untuk SUMBER PENDANAAN CATUR? SILAKAN! KOMENTARNYA DITUNGGU!
Maaf kalo ada yang salah dari posting saya ini dan terima kasih kalo ada kritik, saran, dan koreksinya...
Gimana teman-teman catur? Ternyata memang ada khan jalannya untuk dapatkan dana catur? Tinggal kita mau nggak bekerja keras atau tidak untuk itu (dapatkan dana)...
GENS UNA SUMUS.
Sudah bukan rahasia lagi dan telah menjadi alasan klasik bahwa kemajuan catur sangat tergantung dari dana. Para atlit mengeluh tidak bisa mengikuti atau diikutkan di turnamen tingkat propinsi atau nasional (misal: KEJURDA/KEJURNAS) hanya gara-gara tidak ada dana. Daerah-daerah (Pengkab/Pengkob Percasi) tidak bisa mengadakan turnamen catur juga gara-gara tidak ada dana. Atlit-atlit yang sangat berbakat tidak bisa berkembang caturnya hanya karena fasilitas yang tidak/kurang lengkap (misalnya: tidak ada dana untuk beli laptop atau bahkan sekdear buku-buku catur untuk memajukan catur). Belum lagi kalo ada oknum-oknum (sadirun-adirun) yang mengail di air yang keruh dengan melakukan 'kombin' (baca: mencurangi, menyunat, korupsi, nilep) keuangan yang sudah kecil ini.
Saya melihat daerah-daerah tertentu, keuangannya sangat lancar, tapi daerah lain bilang dana untuk catur sangat minim (kalo tidak boleh dibilang) tidak ada. Di daerah yang satu catur seolah di-anak emaskan tapi di daerah lainnya diperlakukan seperti anak tiri. Padahal prestasi catur di daerah tersebut tidak jelek-jelek amat, atau bahkan berprestasi. Saya melihat di suatu daerah kota/kab. X, olahraga SEPAKBOLA yang tidak pernah mengukir prestasi satu pun, bahkan lolos PROPROV saja tidak, tapi dapat dana em-eman (baca: Milyardan), sedangkan cabang CATUR yang sudah terbukti menelorkan master-master dan seringkali juara dan tentunya telah terbukti MENGHARUMKAN NAMA DAERAH, sangat sulit mendapatkan dana dan mendapatkan JATAH DANA yang jauh lebih kecil daripada sepakbola tadi. SUPER ANEH? APANYA dan SIAPA yang SALAH?
Terus apakah bisa ya kita agar bisa MENGAKSES DANA dengan lebih mudah... Setelah saya lihat sana-sini dan merenung serta berdiskusi dengan teman-teman catur, saya melihat fakta-fakta tentang SUMBER PENDANAAN untuk CATUR (bisa juga untuk olahraga lain) yang mungkin bisa dijadikan informasin dan inspirasi utamanya bagi daerah-daerah yang sulit mendapatkan dana catur (bagi pengurus catur).
AKSES DANA KE KONI
Setiap tahun kita sebagai rakyat yang taat hukum, pasti akan membayar pajak kepada negara untuk membantu membiayai pembangunan. Sebagian dana yang kita bayar tersebut akan digunakan oleh KONI untuk membiayai olahraga-olahraga di suatu daerah. Jadi kita insan catur SANGAT BERHAK dengan DANA KONI untuk kegiatan catur. Kalo KONI PUSAT tentunya akan membiayai atlit-atlit yang mewakili negara Indonesia yang dikirim ke event internasional. KONI Propinsi akan membiayai kegiatan olahraga yang membawa nama propinsi (seperti KEJURDA/KEJURPROV). KONI Daerah (Kab/Kota) tentu saja akan membiayai olahraga di kota/kabupaten tersebut. Nah masalahnya adalah cabang olahraga tertentu mendapatkan jatah dana yang tidak sama dengan olahraga lain. Saya pernah mendengar berita dari orang-orang KONI, mereka akan memprioritaskan pada cabang olahraga YANG AKTIF, YANG BERPRESTASI, dan YANG BERKOORDINASI AKTIF DENGAN KONI. Cabang olahraga yang lebih aktif dan berprestasi tentunya mendapatkan jatah dana yang lebih besar.
Tidak mustahil kalo dana tidak ada bagi cabang olahraga yang kurang aktif atau bahkan MATI ORGANISASINYA. Atau kadangkala para pengurus cabang olahraga tersebut tidak mau (atau tidak pandai) melobi dan menghubungi KONI untuk minta dana (saya pernah melihat sendiri memang ada daerah yang percasinya seperti ini). Jadi sebenarnya setiap cabang olahraga AKAN SELALU ADA JATAH DANANYA. Tinggal bagaimana pandai-pandainya, PARA PENGURUS CABANG olahraga catur untuk MELOBI DAN MINTA DANA ke KONInya. JUMLAH DANA yang CAIR/DIALOKASIKAN salah satunya tergantung dari LOBI inilah. Saya melihat sendiri suatu daerah akan mengirimkan atlit catur ke KEJURDA/PRA PORPROV dan mengeluh TIDAK ADA DANA SAMA SEKALI. Lha wong mereka ini (para pengurus) tidak MELOBI ke KONI kok kalo mau mengirim atlitnya (mana KONInya bisa tahu kalo tidak dikasih tau?). Mereka bilang, kalo atlit catur dikirim mewakili (baca: ATAS NNAMA) daerah, YA PASTI ADA DANANYA.
Masalah lainnya adalah DANA KONI ini seringkali TERLAMBAT CAIRNYA. MEMANG Dana sudah di-ACC oleh KONI, tapi MESIN BIROKRASI menghambat DANA yang akan cair ini. YA... memang harus bersabar ya... Masalah berikutnya: DANA YANG DIBERI KONI sangat minim atau TIDAK MENCUKUPI untuk membiayai CATUR. Memang daerah yang satu tidak sama kekayaaannya dibandingkan dearah lainnya. Apalagi di era OTONOMI DAERAH seperti sekarang. Kalo yang ini, menurut saya tinggal PANDAI-PANDAINYA para pengurus MELOBI DAN BER-ARGUMENTASI dan MEYAKINKAN kepada KONI bahwa CATUR butuh dana sekian... misalnya. TANPA ADANYA LOBI yang KUAT, DANA DARI KONI PASTI AKAN MINIM TURUNNYA (meskipun olahraga CATURnya BERPRESTASI). Solusi lain, kalo memang dananya kecil yang terpaksa harus mengakses dana dari sumber lain, misalnya dari SPONSOR (dengan SURAT SAKTI DARI KONI/PEMDA setempat).
AKSES DANA KE SPONSOR
Sumber dana lainnya adalah dari SPONSOR. Menurut saya sumber pendanaan ini adalah sumber pendanaan terbaik dan ideal untuk jangka panjang bagi olahraga catur (juga sudah terbukti untuk olahraga lain seperti SEPAKBOLA misalnya). Kita semua tahu belaka bahwa para master-master catur kita yang pernah sukses sebagian besar didanai oleh SPONSOR. Salah satu sponsor yang sangat besar andilnya dan pedulinya terhadap catur di Indonesia adalah PT. JAPFA COMFEED Indonesia, Tbk. yang telah menelorkan Susanto Megaranto menjadi Grandmaster, Irene Kharisma Sukandar menjadi Grandmaster Wanita Indonesia pertama, dan sebelumnya sering mengirim GM Utut Adianto ke event-event catur tingkat dunia.
Kita juga tidak lupa dengan PT. Telkom yang setiap tahunnya menggelar turnamen yang bertajuk TELKOM OPEN yang biasanya digelar di kota kembang BANDUNG. Masih banyak lagi sponsor-sponsor yang peduli dan mau membiayai catur. Bank-Bank juga sering mensponsori event-event catur baik tingkat daerah dan bahkan nasional.
Saya pernah bicara-bicara dengan teman teman catur yang dekat dengan wartawan yang menyatakan bahwa para SPONSOR ini biasanya akan mudah mencairkan dananya jika: 1) OLAHRAGA CATUR masuk koran (ber-oplah nasional, bukan daerah), sering masuk media radio, sering masuk media Televisi. Untuk sering masuk media-media ini tentunya CATUR harus maju dan berprestasi. Koran akan malas memasukkan berita jika caturnya payah alias 'No Prestasi', yang malah bikin malu saja. 2) Kegiatan catur ini mampu mendatangkan/menyedot masa yang sangat besar (mereka bilang minimal 1000 orang) dalam kegiatan catur tersebut. Cara ini bisa dilakukan, misalnya mendatangkan ORANG TERKENAL atau bahkan SELEBRITI CATUR (baca: GRANDMASTER CATUR). 3) Banyak ditebar atribut-atribut/Logo dari perusahaan sponsor. Yang sudah banyak dilakukan misalnya dengan membagikan (saat pendaftaran) dan mewajibkan para peserta menggunakan kaos berlogo sponsor selama pertandingan. Pemasangan spanduk-spanduk besar dan baliho berlogo SPONSOR sudah tentu banyak dilakukan.
Kesuksesan mendapatkan dana (dan besarnya dana yang cair) dari sponsor tentu saja sangat tergantung dari PROPOSAL yang diajukan, LOBI yang kuat kepada sponsor, dan juga REPUTASI CATUR di daerah tersebut. Para pembuat PROPOSAL sebaiknya berhubungan baik dengan orang-orang MARKETING yang biasanya memang punya JOB memasang IKLAN. Prinsipnya harus WIN-WIN Solution. Sponsor bisa MENGIKLANKAN PRODUKnya sesuai TARGET MARKETING yang diinginkan. Sedang PENGURUS CATUR bisa menyelenggarakn turnamen sesuai proposal yang dibuat. JANGAN SAMPAI TERJADI, PROPOSAL ini dianggap MENGEMIS (atau bahkan MEMALAK) kepada sponsor tersebut. Tentu ini akan merugikan catur dan tidak bisa terlaksana untuk jangka panjang.
Sebuah ide yang sangat baik jika PROPOSAL CATUR ini diberlakukan untuk 1 tahun dengan 12 turnamen di 12 kota misalnya. Jadi masyarakat catur bisa ada jaminan menikmati gelaran catur selama 1 (satu) tahun penuh setiap bulan. Dan untuk 1 tahun ini, panitia catur tidak bingung lagi cari dana untuk catur. Bagi sponsor ini juga menguntungkan karena bisa membidik TARGET MARKETING yang jauh lebih luas.
AKSES DANA KE ORGANISASI
Sumber dana dari Organisasi biasanya jarang didapatkan. Biasanya dana dari organisasi kaya yang bisa dicairkan untuk catur. Yang sudah saya lihat adalah Organisasi dari PARTAI POLITIK. Menjelang pemilu kemarin, dana-dana dari Parpol ini sangat mudah didapatkan untuk kegiatan catur. Target dari Parpol itu tentu saja untuk menarik dukungan-dukungan sebanyak-banyaknya agar dapat mengatrol suara dalam Pemilu. Tentu tidak menutup kemungkinan organisasi lainnya ada yang bisa disedot dananya untuk catur. Tentu saja tetap dengan PRINSIP WIN-WIN SOLUTION. Sama-Sama diuntungkan. Organisasi lainnya apa ya yang bisa mendanai catur?
AKSES DANA KE DONATUR-DONATUR KAYA
Sumber dana ini biasanya hanya untuk jangka pendek saja dan tidak bisa untuk kegiatan catur yang berkelanjutan. Dan tentunya kita tidak hanya menggaet dana dari 1 (orang) donatur saja. Sebagai imbalan jasa dan penghormatan kepada para donatur, biasanya kita mencantumkan donatur tersebut pada BROSUR TURNAMEN, kita sebutkan saat acara pembukaan dan kita beri kehormatan untuk menyerahkan hadiah saat penutupan. Saya lihat jika PARA PANITIA CATUR ini JUJUR dan tidak melakukan 'KOMBIN' (baca: main curang keuangan), para donatur ini biasanya akan LEBIH AWET untuk mencairkan dananya. Tapi sebaliknya, jika mereka 'BERMAIN' sebagai panitia, para donatur akan menjauh (dan tentu berhenti mencairkan dananya) karena merasa dikhianati. Dengan Laporan Keuangan yang SANGAT TRANSPARAN biasanya donatur-donatur ini akan senang dan LEBIH PERCAYA untuk mencairkan dana lagi... Tinggal para PANITIA CATUR ini bagaimana... Mau cari untung sesaat tapi gak dana lagi... atau mau jujur dan dana cuir terus... Bukankah demikian?
Ada IDE LAIN untuk SUMBER PENDANAAN CATUR? SILAKAN! KOMENTARNYA DITUNGGU!
Maaf kalo ada yang salah dari posting saya ini dan terima kasih kalo ada kritik, saran, dan koreksinya...
Gimana teman-teman catur? Ternyata memang ada khan jalannya untuk dapatkan dana catur? Tinggal kita mau nggak bekerja keras atau tidak untuk itu (dapatkan dana)...
GENS UNA SUMUS.