Turnamen catur yang digelar di pulau Dewata Bali yang merupakan even tahunan telah selesai tadi malam. Turnamen Catur Kategori Percasi (bisa menelorkan norma gelar MN dan MP) yang diikuti oleh sekitar 90 peserta ini akhirnya dijuarai pecatur dari Kaltim MI Irwanto Sadikin. Turnamen yang dilaksanakan di GOR Nugrah Rai Denpasar-Bali ini dibuka oleh Menteri Negara Olahraga Bpk. Adhyaksa Dault. Turnamen ini juga dihadiri Wakil Ketua Umum PB Percasi Drs. H. Utut Adianto, GM. Bali Open Maranatha IX 2008 digelar pada tanggal 18-26 Oktober 2008 menggunakan Sistem Swiss 9 Babak. Peringkat akhir dari turnamen catur tingkat nasional yang paling bergengsi di Bali ini saya cantumkan di bawah. Informasi ini saya dapat dari sms teman master yang ikut dalam event tersebut.
Pada Bali Open Maranatha tahun 2008 ini, hadir pecatur top nasional seperti GM Herman Suradiradja, MI Irwanto Sadikin, MF Kifly Tunasly dan banyak master-master nasional/percasi dari berbagai provinsi. Para wisatawan tidak ketinggalan untuk ikut meramaikan turnamen catur ini, dan ada hadiah khusus bagi para wisatawan ini. Tentu saja hal ini semakin menambah semarak suasana turnamen.
Hanya sayangnya Maranatha Open IX 2008 ini kebetulan sekali bersamaan waktunya dengan turnamen catur kategori IV Percasi yang diselengggarakan di kota Solo, yaitu PMS Open X 2008 yang digelar tanggal 21-26 Oktober 2008. Sehingga banyak pecatur top nasional yang kebanyakan hadir di Solo daripada di Bali.
Turnamen catur yang hadiah totalnya Rp.30 juta ini, peringkat 10 besarnya sebagai berikut:
1. MI IRWANTO SADIKIN
2. GUNAWAN
3. MN IQRO MUSA PUTRA
4. MF KIFLY TUNASLI
5. MN M. FAUZAN
6. MN ACHMAD BASOFI
7. MN EDI TANJUNG
8. MN OCTO DANI
9. EKO KASTA
10. MN PARDI KUSMAN
Informasi di atas saya dapat dari sms teman master yang ikut di turnamen ini, yaitu MN IQRO MUSA PUTRA (JATIM). Terima kasih banyak atas informasi yang diberikan, kawan.
Kalo mendengar dan membaca berita tentang turnamen di Bali Maranatha Open ini, pikiran saya melayang jauh ke belakang bertahun-tahun yang lalu, di mana saya pernah hadir di turnamen Maranatha Open sekitar tahun 2000-an. Sambil melancong di pulau Bali yang indah, waktu itu saya gunakan pula untuk nonton even catur yang cukup elit ini. Kalo tak salah, kala itu juaranya MN Suyud Hartoyo. Waktu itu beberapa teman master ikut serta (yang merupakan Tim Selekda Jatim PON XV 2000 Cabang Catur), salah satunya adalah pengunjung blog ini yaitu MN Ali Amrah Muhammad, SP dari Kabupaten Jember, dan MN Samu Prasetyo dari Kabupaten Probolinggo.
Dalam turnamen catur Maranatha kala itu, banyak kejadian yang menghebohkan dan masih lekat di ingatan saya. Yang pertama adalah kerusuhan masa karena dalam Pemilu kala itu karena jago pilihan orang-orang Bali Megawati Sukarnoputri kalah dalam pemilihan Presiden oleh Gus Dur. Sudah bukan merupakan rahasia lagi kalo pulau Bali adalah basis masanya PDIP (partainya Megawati). Saya menjadi saksi hidup dalam peristiwa yang mengerikan tersebut. Yang paling mengesankan adalah kejadian dibakarnya tempat pertandingan catur yang kala itu menggunakan gedung GOLKAR oleh masa. Sehingga turnamen sempat dipindahkan ke Gereja di dekat pertandingan.
Penghancuran gedung-gedung oleh masa banyak terjadi. Pembakaran ban-ban di jalan-jalan. Di jalan-jalan penting, banyak pohon ditumbangkan oleh masa, sehingga akses sangat macet kala itu. Amuk masa mereda setelah Megawati menang dalam voting melawan Hamzah Haz dalam pemilihan Wakil Presiden. Kala itu presiden dan wakil presiden masih dipilih oleh MPR, dan bukan langsung dipilih oleh rakyat. Kalo tidak salah, kejadiannya sekitar akhir bulan Juli. Karena takut terjadi hal-hal yang lebih buruk, saya, mas Ali dan mas Samu dan beberapa teman lainnya pulang duluan dan tidak melanjutkan turnamen.
Dan kejadian kedua, kalo tidak salah terjadi banjir besar di Denpasar karena hujan yang begitu derasnya kala itu. Itu terjadi setelah Megawati terpilih sebagai Wapres. Hanya memang banjirnya tidak lama terjadinya (sekitar 2-3 hari saja). Pengalaman mengikuti turnamen yang paling mengerikan sepanjang hidup saya sebagai pecatur.
Informasi dan berita seputar Turnamen Catur GBIP Maranatha Open IX 2008 ini bisa dibaca di link-link di bawah ini:
http://www.denpost.net/2008/10/20/olahraga.htm
http://www.denpost.net/2008/10/16/olahraga.htm
http://www.denpost.net/2008/09/15/olahraga.htm
Wah ... kapan lagi ya saya bisa mencoba skill catur saya di Maranatha Open di Bali?
GENS UNA SUMUS.
Pada Bali Open Maranatha tahun 2008 ini, hadir pecatur top nasional seperti GM Herman Suradiradja, MI Irwanto Sadikin, MF Kifly Tunasly dan banyak master-master nasional/percasi dari berbagai provinsi. Para wisatawan tidak ketinggalan untuk ikut meramaikan turnamen catur ini, dan ada hadiah khusus bagi para wisatawan ini. Tentu saja hal ini semakin menambah semarak suasana turnamen.
Hanya sayangnya Maranatha Open IX 2008 ini kebetulan sekali bersamaan waktunya dengan turnamen catur kategori IV Percasi yang diselengggarakan di kota Solo, yaitu PMS Open X 2008 yang digelar tanggal 21-26 Oktober 2008. Sehingga banyak pecatur top nasional yang kebanyakan hadir di Solo daripada di Bali.
Turnamen catur yang hadiah totalnya Rp.30 juta ini, peringkat 10 besarnya sebagai berikut:
1. MI IRWANTO SADIKIN
2. GUNAWAN
3. MN IQRO MUSA PUTRA
4. MF KIFLY TUNASLI
5. MN M. FAUZAN
6. MN ACHMAD BASOFI
7. MN EDI TANJUNG
8. MN OCTO DANI
9. EKO KASTA
10. MN PARDI KUSMAN
Informasi di atas saya dapat dari sms teman master yang ikut di turnamen ini, yaitu MN IQRO MUSA PUTRA (JATIM). Terima kasih banyak atas informasi yang diberikan, kawan.
Kalo mendengar dan membaca berita tentang turnamen di Bali Maranatha Open ini, pikiran saya melayang jauh ke belakang bertahun-tahun yang lalu, di mana saya pernah hadir di turnamen Maranatha Open sekitar tahun 2000-an. Sambil melancong di pulau Bali yang indah, waktu itu saya gunakan pula untuk nonton even catur yang cukup elit ini. Kalo tak salah, kala itu juaranya MN Suyud Hartoyo. Waktu itu beberapa teman master ikut serta (yang merupakan Tim Selekda Jatim PON XV 2000 Cabang Catur), salah satunya adalah pengunjung blog ini yaitu MN Ali Amrah Muhammad, SP dari Kabupaten Jember, dan MN Samu Prasetyo dari Kabupaten Probolinggo.
Dalam turnamen catur Maranatha kala itu, banyak kejadian yang menghebohkan dan masih lekat di ingatan saya. Yang pertama adalah kerusuhan masa karena dalam Pemilu kala itu karena jago pilihan orang-orang Bali Megawati Sukarnoputri kalah dalam pemilihan Presiden oleh Gus Dur. Sudah bukan merupakan rahasia lagi kalo pulau Bali adalah basis masanya PDIP (partainya Megawati). Saya menjadi saksi hidup dalam peristiwa yang mengerikan tersebut. Yang paling mengesankan adalah kejadian dibakarnya tempat pertandingan catur yang kala itu menggunakan gedung GOLKAR oleh masa. Sehingga turnamen sempat dipindahkan ke Gereja di dekat pertandingan.
Penghancuran gedung-gedung oleh masa banyak terjadi. Pembakaran ban-ban di jalan-jalan. Di jalan-jalan penting, banyak pohon ditumbangkan oleh masa, sehingga akses sangat macet kala itu. Amuk masa mereda setelah Megawati menang dalam voting melawan Hamzah Haz dalam pemilihan Wakil Presiden. Kala itu presiden dan wakil presiden masih dipilih oleh MPR, dan bukan langsung dipilih oleh rakyat. Kalo tidak salah, kejadiannya sekitar akhir bulan Juli. Karena takut terjadi hal-hal yang lebih buruk, saya, mas Ali dan mas Samu dan beberapa teman lainnya pulang duluan dan tidak melanjutkan turnamen.
Dan kejadian kedua, kalo tidak salah terjadi banjir besar di Denpasar karena hujan yang begitu derasnya kala itu. Itu terjadi setelah Megawati terpilih sebagai Wapres. Hanya memang banjirnya tidak lama terjadinya (sekitar 2-3 hari saja). Pengalaman mengikuti turnamen yang paling mengerikan sepanjang hidup saya sebagai pecatur.
Informasi dan berita seputar Turnamen Catur GBIP Maranatha Open IX 2008 ini bisa dibaca di link-link di bawah ini:
http://www.denpost.net/2008/10/20/olahraga.htm
http://www.denpost.net/2008/10/16/olahraga.htm
http://www.denpost.net/2008/09/15/olahraga.htm
Wah ... kapan lagi ya saya bisa mencoba skill catur saya di Maranatha Open di Bali?
GENS UNA SUMUS.